Senin, 24 Juni 2019

500 days of Broken Summer

Seperti musim yang berganti, apakah semua ini juga harus berakhir? Ya, itu pertanyaan yang sudah ratusan hari berada di benakku. Hingga aku memutuskan untuk berpindah, bukan ke lain hati, tapi ke lain sisi, dimana jiwaku masih tegak berdiri.

Bagiku, ini bukan masalah waktu yang tepat atau tidak, karena terkadang langit terlalu tinggi untuk digapai, mustahil kan? Aku pun memutuskan untuk memulai kembali segalanya dari awal, dari lembaran kosong yang belum mengenal apa-apa, entah itu luka atapun cinta.

Untuk segala kenangan yang tersisa disini, kan ku simpan sangat rapi, layaknya taman bunga yang kan selalu bersemi. Tapi, tidak ada salahnya kan mengingat kembali?

Ya, tentang hari-hari yang membuatku berseri tanpa mengenal apa itu sedih. Segala canda dan tawa, seolah menjadi alasan mengapa, bahagia bisa tercipta. Dan segala ikrar yang telah diukir berupa janji, menjadi kewajiban yang dengan sangat rela ingin sekali dipenuhi.

Tapi, bukankah tidak ada yang abadi? Ada, kita, yang fana adalah waktu.

Tidak dapat ku pungkiri, mungkin suatu saat nanti aku akan kembali, membuka lagi cerita ini. Hanya untuk sekedar mengingatkan diri sendiri, bahwa aku juga punya bahagia yang harus dipenuhi.

Dan impian yang akhirnya ku wujudkan sendiri ini, mengharuskan ku untuk melangkah maju, meninggalkan segalanya yang telah berlalu, dengan keyakinan, inilah yang semesta inginkan. Percayalah, semua ini takdir yang harus dijalani, dan memang harus berakhir seperti ini.

Aku tidak pernah menyesal untuk segalanya, karena semua yang telah dijalani sampai detik ini, telah menjadi pelajaran yang berarti.

Terima kasih untuk hari-hari yang pernah dilalui, sampai detik ini pun segalanya masih ada di lain sisi, tak terganti, dimana jiwaku masih tertunduk sepi.


-LittleJosh-